Selamat siang, kali ini kami tidak akan membahas tentang sepatu futsal, namun sedikit bersantai dengan menulis sebuah artikel yang ringan tentang olahraga futsal. Sebagai penggemar olahraga futsal, pastinya anda sering bertemu dengan berbagai macam pemain kan? Namun, dari banyak teman-teman futsal anda tersebut, biasanya ada beberapa kebiasaan yang mirip diantara mereka, sehingga menjadi sebuah stereotipe. Di lapangan rumput, sintetis, lapangan karet/taraflex, anda biasanya tetap akan bertemu dengan pemain-pemain macam ini.
1: Messi/Ronaldo KW 1
Messi/Ronaldo KW 1 sangat menyukai bola dan jerseynya yang keren (biasanya antara brazil, barcelona, atau klub klub yang berisi pemain yang jago dribbling). Messi/Ronaldo KW 1 lebih memilih mendribble dan melewati orang lain dibandingkan melihat timnya mencetak gol. Menurutnya, ia adalah Messi/Ronaldo di dalam tim, namun tidak seperti kedua pemain hebat tersebut, ia tidak membutuhkan rekan-rekannya.
Karena rasa percaya diri yang tinggi, ia yakin setiap ia menyentuh bola pasti ia bisa melewati pemain lawan dan mencetak gol. Jika tidak diperlukan, ia tidak akan mengoper bola. Sentuhan magisnya akan membuat lawan tunduk, bahkan dalam situasi tersulit sekalipun (di pojok lapangan).
Messi/Ronaldo KW 1 merasa ia harus selalu dipassing. Jika ia tidak mendapat bola ia akan berteriak kepada rekannya. “Kenapa gak oper gue? Gue bisa nyetak gol tadi!”
2: Si Tukang Jeber
Si tukang jeber sangat menyukai shooting keras. Baginya, perasaan saat bola menyentuh kaki dan mengarah ke pojok gawang adalah sensasi yang tak tergantikan. Ia memiliki tenaga yang baik, sayang akurasi dan tekniknya kadang membuatnya kecewa. Si Tukang Jeber pernah mencetak beberapa gol cantik dan merasa yakin ia dapat mencetaknya lagi dan lagi setiap ada kesempatan. Idolanya adalah Steven Gerrard dan Frank Lampard, dan ia senang menendang bola sekeras mungkin dengan kedua kaki.
Si Tukang Jeber tidak pernah kehilangan rasa percaya diri. Walaupun 9 dari 10 kali kesempatan ia selalu menendang bola ke pojok (pojok lapangan, bukan pojok gawang), ia tetap melakukannya.
3: Si Jendral Lapangan
Si Jendral Lapangan mengenal sepakbola dan futsal dengan baik. Ia sudah pernah mengikuti berbagai kompetisi dan latihan, sehingga tahu persis bagaimana cara bermain. Ia tahu kapan harus berlari, mengoper, atau menembak. Si Jendral Lapangan bisa menjadi aset yang baik jika tim anda tidak dipenuhi oleh Messi/Ronaldo KW 1 dan Tukang Jeber.
Namun, Si Jendral Lapangan ini juga bipolar, jika ia mendapatkan tim yang dipenuhi oleh pemain yang kurang baik, ia akan mulai marah dan meneriakkan perintah kepada rekannya. Sayangnya, rekannya yang memang medioker tidak bisa menjalankan perintahnya. Biasanya pada titik ini Si Jendral Lapangan akan berubah menjadi Messi/Ronaldo KW 1, Tukang Jeber, atau jika anda kurang beruntung, menjadi Si Gila.
4: Si Gila
Si Gila adalah pemain paling berbahaya. Ia sering bertopeng sebagai Si Jendral Lapangan atau Messi/Ronaldo KW 1. Setelah ia bermain selama 10-20 menit, amarah dan frustasi mengambil alih kewarasannya.
Biasanya hal ini terjadi saat Si Gila disenggol ringan, dipermalukan, dicemooh, atau kalah telak. Si Gila akan selalu mencari cara untuk membalasnya. Kadang dimulai dengan “ketidaksengajaan”, lama kelamaan bisa menjadi body charge, dan terus berkembang sampai kakinya mengarah ke wajah anda. Kalau Si Gila sudah mulai menggila, tekel-tekel berbahaya pun dikeluarkannya. Biasanya Si Gila adalah orang yang paling ditakuti sekaligus dibenci.
5: Si Pak Tua
Si Pak Tua sudah bermain sepakbola selama 25 tahun. Ia mengenal olahraga ini lebih lama daripada pemain lainnya di lapangan dan ia bisa bermain di segala posisi. Karena ia tidak punya kekuatan dan stamina seperti dulu, Si Pak Tua senang bermain di belakang. Ia tidak selalu marah-marah, namun jika rekannya bermalas-malasan ia akan menasehatinya.
Si Pak Tua sudah bermain sepakbola selama 25 tahun. Ia mengenal olahraga ini lebih lama daripada pemain lainnya di lapangan dan ia bisa bermain di segala posisi. Karena ia tidak punya kekuatan dan stamina seperti dulu, Si Pak Tua senang bermain di belakang. Ia tidak selalu marah-marah, namun jika rekannya bermalas-malasan ia akan menasehatinya.
Si Pak Tua adalah aset yang berharga bagi tim. Tidak egois, ia akan mengoperkan bola dan bertahan saat dibutuhkan. Jika ia maju ke depan, rekannya akan senang hati menjaga posisinya di belakang. Si Pak Tua tidak pernah protes saat harus menjadi kiper.
6: Si Besar
Si Besar adalah pemain yang memiliki tubuh seperti pegulat, namun sangat menyukai sepakbola. Beberapa dari mereka memiliki bakat yang lebih saat menjadi penjaga gawang, namun beberapa dari mereka menyukai bermain sebagai pemain. Sebagian dari mereka memiliki teknik yang lumayan, walaupun biasanya setelah 5-10 menit mereka mulai kehabisan nafas dan mulai melakukan kesalahan-kesalahan mendasar.
7. Si “Remeh”
Si “Remeh” sudah bermain sepakbola sejak lama, dan ia selalu dianggap sebagai pemain medioker, anak mami, atau kurang mumpuni, pada saat pertama kali bermain. Setelah 10-15 menit bermain, si Remeh mulai menunjukkan kemampuan dan tanggung jawabnya (ia tidak pernah merasa keberatan bermain di belakang atau menjadi kiper), pemain lawan mereka merasa menyesal tidak memilihnya sebagai anggota timnya. Biasanya setelah minggu kedua atau ketiga mulai menjadi rebutan.
0 komentar:
Posting Komentar