Sejarah Dan Keunikan Merseyside Derby

0 komentar

Liverpool adalah rumah bagi 552.267 warganya yang terletak di pinggir Sungai Mersey yang bermuara ke Samudera Atlantik yang berada di laut lepas sejauh mata memandang. Kota ini memang tidak sebesar London ataupun Manchester yang sangat maju dengan ekonomi dan bisnisnya, tetapi dalam hal sepakbola, Liverpool adalah kota tersukses dalam sejarah hirarki sepakbola Inggris. Di kota ini, ada 2 klub besar yang pertemuan antara keduanya memiliki sejarah panjang dan keunikan tersendiri, siapakah mereka dan bagaimana kisahnya? Check this out!


Jika Anda adalah seorang penggemar Liga Inggris sejati, pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah Merseyside Derby. Merseyside Derby adalah derby yang mempertemukan antara dua klub sepakbola berbeda yang berasal dari satu kota yang sama, yaitu Liverpool. Liverpool FC dan Everton FC, itulah nama kedua klub tersebut. Julukan ‘Merseyside Derby’ sendiri muncul saat sebuah koran nasional memakai istilah tersebut di tahun 1955. Lahir dari satu rahim yang sama, yaitu Anfield, keduanya tumbuh dan besar menjadi klub elit papan atas di Liga Inggris. Everton, sang kakak, didirikan terlebih dahulu 135 tahun yang lalu dengan nama St. Domingo’s FC. St. Domingo sendiri adalah nama sebuah gereja di daerah district Everton, dan pemain dalam tim nya merupakan jemaat gereja tersebut. Setahun kemudian berganti nama menjadi Everton FC dikarenakan penduduk lokal (Everton) juga ingin berpartisipasi dalam tim. Mereka menyewa lapangan Anfield yang dimiliki oleh John Houlding sebagai home base mereka. Namun perseteruan petinggi Everton dengan John Houlding yang menaikkan harga sewa stadion kala itu membuat Everton memutuskan untuk pindah home base ke Goodison Park. John Houlding kemudian membuat sebuah klub baru pada Maret 1892 dengan nama awal “Everton FC and Athletic Grounds Ltd." Akan tetapi nama tersebut ditolak oleh FA (Federasi Sepakbola Inggris) karena tidak boleh ada 2 tim dengan nama yang sama. Maka pada bulan Juni 1892 dipilihlah nama Liverpool FC, dan nama itu tidak tergantikan hingga saat ini.

Dari situ mulai tumbuhlah api kebencian supporter Everton kepada orang-orang yang mendukung berdirinya Liverpool FC. Di awal-awal berdirinya, Liverpool sukses menjuarai beberapa kompetisi domestik, hal ini membuat fans Liverpool semakin banyak. Dan sejak saat itu pula pertemuan antar keduanya di setiap ajang menjadi panas. Meskipun ada 6 klub sepakbola professional dan amatir di daerah Merseyside, hanya 2 klub inilah yang bersaing di kasta teratas sepakbola Inggris yang membuatnya selalu menarik untuk ditonton. Siapapun diantara keduanya yang menang di Merseyside Derby seolah menjadi penguasa kota setidaknya hingga pertandingan selanjutnya. Tidak peduli saat bertanding itu mereka ada di peringkat berapa di klasemen Liga, tensi panas dan gengsi tak pernah lepas dari derby yang sering dibilang sebagai ‘derby terhangat’ di seantero Inggris Raya ini.

Brotherhood!
Neighborhood in Liverpool
Derby terhangat? Ya, karena tidak jarang ditemukan bahwa dalam sebuah keluarga di Liverpool, anggota keluarganya mungkin mendukung dua klub yang berbeda. Liverpool adalah kota kecil, sehingga perkawinan antar sesama penduduk Liverpool adalah hal yang lumrah. Maka jangan heran jika dalam sebuah keluarga di Liverpool memiliki dua atribut berbeda di rumahnya. Sang ayah bisa saja pendukung Everton, sang ibu pendukung Liverpool, dan anak-anaknya sudah pasti berbeda-beda pula. Hal ini bukanlah hal yang asing di kalangan Liverpudlian (warga kota Liverpool) sejak dahulu. Meskipun berbeda warna, sangat jarang terjadi perkelahian satu sama lain. Karena mereka percaya bahwa mereka adalah keluarga. Pada final Piala Liga di tahun 1984, kedua supporter duduk berdampingan di stadion sambil meneriakkan, ‘are you watching Manchester?’ sebagai sindiran kepada klub dari kota sebelah yaitu Manchester United dan Manchester City yang tidak pernah akur di Derby Manchester. Selain itu, jarak antara markas kedua tim yang hanya selemparan batu jauhnya menjadikan fans dua klub yang berlainan warna ini selalu berdekatan satu sama lain.

Anfield and Goodison Park
Namun hal itu sedikit berubah setelah tragedy Heysel pada bulan Mei 1985 yang menewaskan 39 pendukung Juventus pada laga final Piala Champions antara Liverpool dan Juventus di Brussels, Belgium. Karena kejadian tersebut, tim-tim Inggris dihukum tidak boleh bertanding di seluruh kompetisi Eropa hingga 5 tahun lamanya. Everton, yang di tahun itu pula menjadi kampiun Liga Inggris harus pasrah menerima keadaan tidak bisa bermain di Piala Champions di musim berikutnya karena larangan tersebut. Hal ini membuat fans The Toffees (julukan Everton) menaruh rasa kebencian kepada Liverpool. Hingga beberapa tahun setelah tragedi tersebut, baik tribun penonton maupun pemain di lapangan, sama-sama memiliki tensi yang panas saat Derby berlangsung. Hal itu mulai sedikit mereda 4 tahun kemudian setelah salah satu sejarah kelam dalam dunia sepakbola kembali terjadi, tragedi Hillsborough. Bencana tersebut menewaskan 96 supporter Liverpool saat pertandingan semifinal Piala FA melawan Nottingham Forest di kandang Sheffield Wednesday. Banyak dari keluarga korban adalah fans Liverpool dan fans Everton. Keterangan dari pihak pemerintah yang menyalahkan fans Liverpool alih-alih menyalahkan pihak kepolisian yang lalai menjalankan tugas membuat pihak keluarga mendirikan yayasan yang menampung aspirasi dari keluarga korban untuk menuntut keadilan kepada pemerintah atas tragedi tersebut. Dari situlah hubungan antara kedua fans kembali terjalin, ikatan persaudaraan mengikat mereka. Bahkan sebuah lagu yang berjudul “He Ain’t Heavy, He’s My Brother” yang dipopulerkan oleh band The Hollies menjadi lagu pengiring penghormatan Everton kepada 96 supporter Liverpool yang meninggal dalam tragedi kemanusiaan tersebut.

Hillsborough Disaster
Lain fans lain pula para pemain yang bertarung di lapangan. Jika fans dari kedua tim selalu bersahabat ketika derby berlangsung, bahkan tidak jarang terlihat kedua kubu duduk berdampingan bercampur baur merah dan biru. Maka lain halnya dengan di lapangan, tensi keras dan panas selalu terjadi di pertandingan derby antara tim kakak beradik ini. Merseyside Derby sendiri merupakan derby terpanjang di divisi teratas Liga Inggris. Kedua klub selalu berduel di tiap musim divisi tertinggi Liga Inggris sejak musim 1962-1963. Tidak ada derby lain di Inggris yang berlangsung lebih lama dari ini. Derby antara keduanya juga merupakan yang terkeras dan terkasar di Liga Inggris. Sejak era Premier League dimulai tahun 1992, pertandingan antara The Reds dan The Toffees telah menghasilkan sebanyak 20 kartu merah, yang terbanyak sepanjang sejarah Premier League. Bisa dibayangkan panas dan sengitnya derby ini.

Dan salah satu keunikan dari derby kakak beradik ini datang dari sisi pemain. Beberapa pemain hebat yang dimiliki kedua tim sejatinya adalah pendukung klub rival saat masih kecil. Leon Osman dan Leighton Baines contohnya, mereka adalah penggemar Liverpool saat masih bocah. Sedangkan Ian Rush, Steve McManaman, Michael Owen, Robbie Fowler, dan Jamie Carragher, mereka semua adalah pemain hebat dan legenda Liverpool yang masa kecilnya dihabiskan untuk mendukung Everton. Salah satu kontroversi adalah saat Jamie Carragher selalu bermain dengan kaus lengan panjang. Ini membuat banyak pihak menduga bahwa ia melakukan hal tersebut karena ia memiliki tatto berlambang Everton di lengannya. Hal ini menjadi gosip selama bertahun-tahun di kalangan fans sampai akhirnya suatu hari Jamie bermain dengan kaus berlengan pendek dan terbukti bahwa tidak ada apa-apa di sana.

The Captains
Carragher on Derby
Menilik jauh lagi ke belakang, Liverpool dan sang tetangga, Everton, menjadikan kota Liverpool sebagai kota tersukses di Inggris dalam hal sepakbola. Hingga tulisan ini diturunkan, kota Liverpool menghasilkan 27 trofi juara Liga Inggris (Liverpool 18 trofi, Everton 9 trofi), lebih banyak daripada kota Manchester (23 trofi) dan London (19 trofi). Jumlah tersebut belum ditambah dengan gelar-gelar domestik dan non domestik lainnya, dan tentunya juga dengan 5 trofi Piala Champions milik Liverpool yang menjadi rekor klub Inggris. Uniknya, gelar Liga Champions ke-5 Liverpool tersebut diraih di musim yang sama ketika Everton berhasil finish klasemen Liga Inggris di atas Liverpool untuk pertama kalinya setelah 18 tahun terakhir.

"Are you watching Manchester?"
Merseyside United
Melihat rasa persaudaraan yang begitu erat antara fans dari kedua tim, dan juga kesuksesan yang telah diraih oleh kedua tim itu sendiri, tidak heran jika Merseyside Derby sangat ditunggu-tunggu oleh Kopites dan Evertonian. Rasa emosional ketika menonton pertandingan antara saudara kandung ini menjadi sensasi tersendiri, baik bagi orang-orang asli Liverpool di Inggris sana, maupun fans kedua tim dari luar Inggris. Jika Anda ingin pergi untuk menonton dua saudara kandung ini bertarung malam nanti, jangan kaget jika saat pertandingan Anda takjub dengan fans yang bercampur baur di dalam stadion layaknya saudara, sambil berkata “what a friendly derby!” Namun di saat yang lain Anda berteriak “that was dangerous foul ref, why only yellow card?” saat pemain tim kesayangan Anda dilanggar, atau mungkin Anda akan meneriakkan “why red card, ref?” saat pemain dari tim favorit Anda diusir ke luar lapangan. Because this is Merseyside Derby, are you watching Manchester???

Sumber:http://yusufismail91.blogspot.com/2013/11/sejarah-dan-keunikan-merseyside-derby.html

Nottingham Forest: Pernah Menghebohkan Dunia, Kini Terlupakan

0 komentar

Liga Champions sering disebut sebagai salah satu kompetisi terbaik di muka bumi. Namun jika melihat siapa saja klub Inggris yang pernah juara, kita akan menemukan satu klub yang nyaris terlupakan: NOTTINGHAM FOREST!
Nottingham Forrest 1980
Nottingham Forrest, pernah menghebohkan dunia

Hingga saat ini hanya ada dua klub asal Inggris yang pernah menjadi juara dua kali secara beruntun di Piala Champions (sekarang Liga Champions), yaitu Liverpool dan Nottingham Forest. Jika menyebut nama Liverpool kita akan dengan mudah mengenali, namun bagaimana dengan Nottingham Forrest?

The Tricky Trees

The Tricky Trees, itulah sebutan untuk klub asal kota Nottingham ini. Sebuah kota yang dikelilingi oleh hutan Sherwood yang menawan, ditempat ini pula asal mula Legenda Robin Hood yang terkenal itu.
Robin Hood
Robin Hood

Di era kepelatihan Brian Clough (1975-1993), Forest pernah membuat sensasi di Inggris dengan mempersembahkan 11 piala. Selain dua kali juara Piala Champions, kisah yang tidak kalah menghebohkan adalah saat juara Liga Inggris pada 1977-1978. Pada musim itu, Forest yang barus saja promosi bukan hanya sukses menjadi juara liga, tapi juga menjadi jawara League Cup. Double winners!

Hebat, karena mereka bisa meraih double winners pada musim promosi. 

Ini menjadi kiprah luar biasa Forest di Liga Inggris, yang kemudian dilanjutkan di pentas Eropa. Sesuatu yang bahkan sama sekali tidak diprediksi manajemen klub maupun suporter Forest sendiri. 

Setelah mencatat Double Winners, kesuksesan prestasi di Eropa adalah pencapaian besar yang akan selalu tercatat indah dalam sejarah klub. Tidak banyak klub, apalagi klub yang kurang mentereng seperti Forest, bisa menjadi jawara Eropa sebanyak dua kali, secara beruntun pula. Nottingham Forest bahkan punya catatan rekor unik, sebagai satu-satunya klub yang jumlah gelar juara Eropanya lebih banyak daripada gelar juara di liga domestiknya sendiri. Nottingham Forest menjadi juara Eropa dua kali (1979 dan 1980), namun hanya pernah sekali menjuarai Liga Inggris (1978).

Selain prestasi berupa gelar, era Clough bersama Forest juga pernah mencatat rekor hebat dengan tidak terkalahkan dalam 42 pertandingan di Liga Inggris pada 26 November 1977 hingga 9 Desember 1978. Mereka mengalahkan rekor 35 pertandingan tanpa kalah yang dicatat Burnley.

Rekor luar biasa itu bertahan cukup lama, dan baru bisa dipecahkan pada Agustus 2004 oleh Arsenal. Saat itu The Gunners (julukan Arsenal) mencatat rekor 49 pertandingan tanpa kalah di Premier League. Ironisnya, hal itu terjadi hanya berselang sebulan setelah meninggalnya Clough.

Prestasinya:
Domestic honours
FA Premier League and predecessors (Level 1 of English Football League System)
* Winners: 1978
* Runners-up: 1967, 1979

Football League Championship and predecessors (Level 2 of English Football League System)
* Winners: 1907, 1922, 1998
* Runners-up: 1957, 1994

League One and predecessors (Level 3 of English Football League System)
* Winners: 1951
* Runners-up: 2008

FA Cup
* Winners: 1898, 1959
* Runners-up: 1991

League Cup
* Winners: 1978, 1979, 1989, 1990
* Runners-up: 1980, 1992

FA Community Shield
* Winners: 1978
* Runners-up: 1959

European and International honours
European Cup
* Winners: 1979 & 1980UEFA Super Cup
* Winners: 1979
* Runners-up: 1980

Intercontinental Cup
* Runners-up: 1980

Terlupakan

Namun kisah kehebatan Nottingham Forest di masa lalu itu sekarang nyaris tak terdengar lagi. Era 1990an dan dekade pertama 2000an adalah masa yang suram bagi klub yang bermarkas di Stadion City Ground ini. Semenjak mengalami degradasi dari divisi teratas liga Inggris, Forest tak kunjung berhasil kembali. Bagaikan lirik sebuah lagu, Forest terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, mereka "tersesat" dan tak tau lagi arah jalan pulang.

Menunggu Kebangkitan
Namun asa untuk bangkit masih tetap selalu ada. Saat sepakbola di era modern sudah seperti menjadi magnet bagi para pengusaha, Nottingham Forest ikut membangun kembali harapannya. Pada Juli 2012, Forest dibeli oleh seorang pengusaha kaya asal Kuwait, Fawaz Al-Hasawi. Menarik untuk ditunggu bagaimana perjuangan Forest untuk kembali ke kasta tertinggi.

Nottingham Forest kini adalah satu-satunya mantan juara Liga Champions yang kini tidak bermain di divisi utama. Mampukah mereka mengembalikan kejayaan masa lalu? Atau setidaknya menembus ketatnya persaingan di divisi utama?

Bagaimanapun, sejarah telah mencatat klub asal kota Robin Hood ini pernah menghebohkan dunia.

Kualitas Passing Dapat Bawa Kamu Sukses di Futsal

0 komentar



Siapa yang tidak kenal dengan Ricardo Filipe da Silva Braga atau yang lebih dikenal dengan nama Ricardinho.
Pemain futsal asal Portugal yang memiliki julukan O Magico (Sang Pesulap) lapangan futsal karena tekniknya yang luar biasa. Ricardinho sendiri melihat kualitas passing sangat pentng dalam olahraga futsal.
Menurut Ricardinho saat ini di futsal modern jarang atau bahkan sudah tidak adalagi pemain yang hanya mengejar, merebut bola, kemudian mengumpan ke rekan terdekatnya.
Permainan futsal terus berkembang dari waktu ke waktu dan pemain harus menguasai kemampuan dalam mengumpan, tidak hanya umpan pendek, tetapi juga umpan jauh. Ditambah lagi kualitas dalam umpan tersebut yang harus akurat.
Dalam satu pertandingan, suatu tim bahkan dapat mengirimkan umpan hingga 500. Oleh karenanya, teruslah menyempurnakan kualitas umpan Anda, kejarlah kesempurnaan. Futsal kini tidak hanya merebut bola, tapi bagaimana memberikan umpan yang akurat hingga sulit direbut lawan dan menyiptakan peluang
Sumber : http://www.bolalob.com/

5 Alasan Kenapa Gak Jago-Jago Maen Futsal

0 komentar

Pernahkah kamu termenung sendirian dipojok lapangan futsal dan berpikir kenapa kamu selalu kalah?
Berikut 5 alasan kenapa kamu tidak jago-jago saat bermain futsal dan sering kalah dibanding menang saat ngadu.
1. Ga Pernah Latihan
Ini alasan yang paling masuk akal. Gimana mau menang kalo latihan aja jarang. Bahkan legenda futsal Falcao dan juga Vennard Hutabarat selalu berlatih futsal meski mereka sudah jago. Lah, masa kamu yang ga jago malah ga latihan, tapi latihan juga harus rutin, jangan seminggu latihan sebulan pacaran mulu. Ada baiknya ikut klub futsal aja biar latihan rutin jelas dan siapa tahu klub futsal kamu juga punya latihan untuk cewek. Nah, sekali tendang dua tiga gawang dijebol khan.
2. Punya Teman Se-tim yang Ga Jago
Ini biasanya dipikirkan oleh orang yang merasa dirinya jago (bisa iya-bisa terlalu pede). Jadi, saat diri-mu kalah malah menyalahkan punya temen yang ga jago. Padahal siapa tahu aja teman setim-mu berpikiran sama dengan-mu jika diri-mu ga jago. Saran Bolalob jika punya masalah karena punya teman setim yang ga jago, buat tim sendiri cari pemain tarkaman yang jago. Jika masih kalah juga, masalah bukan di tim kamu, tapi kayaknya kamu-lah masalahnya.
3. Ketemu Lawan yang Jago
Ini alasan klasik yang merasa dirinya jago, tapi kalah karena lawan yang lebih jago. Inisih pembenaran kalau kalah ya kalah aja, dan memang kamunya ga jago main futsal. Solusi permasalahan ini adalah kamu ikut turnamen yang kamu analisis peserta yang ikut dapat kamu kalahkan. Contoh, kamu mahasiswa cobalah ikut turnamen futsal tingkat SD atau SMP. Kalau masih kalah juga, mending jadi pencatat papan skor deh daripada main futsal.
4. Kamu Sibuk
Ini alasan yang sangat klasik dan berkaitan dengan alasan nomor satu. Kamunya sibuk yang menyebabkan tidak sempat bermain futsal, latihan, bahkan untuk ikut turnamen. Artinya, kamu tidak bermain futsal sama sekali dan jelas saja tidak akan jago-jago. Solusinya, kamu putuskan akan fokus di futsal atau bekerja. Kalau di futsal, latihanlah rutin dan cari duit dari futsal. Jika bekerja, ya iklaskan saja untuk tidak bermain futsal dan hanya bermain untuk hobi saja. Tapi, jangan pernah menggunakan alasan sibuk karena punya pacar atau sudah menikah karena itu cuman bisa buat iri jomblo futsal aja. Lebih baik kamu diam di rumah aja deh.
5. Bakatmu di Bidang Lain
Ini alasan terakhir dan sudah tidak bisa ditolong lagi. Kamu sudah rajin latihan, punya tim yang jago, ketemu lawan yang ga jago-jaga amat, dan tidak diganggu kesibukan apapun (pengangguran plus masih jomblo), tapi masih tidak jago-jago. Mungkin sudah saatnya kamu ganti renungan dari kenapa ga jago-jago maen futsal dengan berpikir mungkin bukan bakat kamu bermain futsal. Masih banyak olahraga lain, seperti lompat tali, main kelereng, dan yang lainnya. Coba renungkan dan cari olahraga yang sesuai dengan bakatmu.


Sumber : http://www.bolalob.com/

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Saat Powerplay

0 komentar

Strategi powerplay menjadi salah satu strategi yang berguna, baik saat mengejar ketertinggalan maupun untuk ball possession.
Sebenarnya apa sih powerplay itu? Secara mudahnya, powerplay dapat dikatakan sebuah taktik yang digunakan saat sebuah tim menarik keluar kiper mereka dan menggantikannya dengan seorang pemain lagi. Namun, pemain tersebut masih berposisi sebagai kiper. Perbedaannya kiper ini maju hingga ke wilayah lawan untuk ikut membantu penyerangan.
Namun, strategi powerplay ini ibarat pedang bermata dua karena membahayakan gawang bagi tim yang menggunakannya. Berikut ini adalah tips dari salah satu pelatih top di Indonesia, yaitu Coach Donzol terkait hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan strategi powerplay.
Menurutnya keberhasilan sebuah powerplay banyak ditentukan beberapa faktor, seperti kualitas powerplay itu sendiri, terkadang banyak tim yang tidak berlatih powerplay saat latihan, namun mendadak menggunakan saat pertandingan.
Luas lapangan juga berpengaruh, semakin kecil lapangan akan semakin sulit membobol gawang lawan dengan menggunakan powerplay karena lawan akan lebih mudah bergerak menutup ruang pergerakan atau shooting.
Kemudian, ada beberapa faktor juga yang menyebabkan gagalnya powerplay, seperti teknik dasar pemain yang kurang baik dalam melakukan passing dan kontrol dengan cepat (banyak menahan bola).
Kondisi lebar dan panjang lapangan yang sempit juga berpengaruh, karena semakin sempit lapangan akan semakin mudah bagi lawan untuk bergeser dalam melakukan defend dan sulit bagi tim yang melakukan powerplay jika luas lapangan tidak sesuai dengan standar internasional.
Catatan : Powerplay yang dilatih hanya berpeluang 50% untuk berhasil, dan powerplay yang tidak dilatih berpeluang 99% untuk gagal


Sarajevo derby : FK Zeljeznicar Sarajevo dan FK Sarajevo

0 komentar


Sarajevo derbyDerby Sarajevo adalah pertandingan antara kota besar saingan FK Zeljeznicar Sarajevo dan FK Sarajevo, dua klub terbesar dan terpopuler di Bosnia dan Herzegovina. Hal ini umumnya dianggap sebagai salah satu sedikit dengan suasana terbaik di wilayah ini. Fans biasanya membuat decore besar dengan banyak bendera besar, gulungan kertas, syal dan keras nyanyian. Derby ini juga mirip dengan derby Merseyside antara Everton dan Liverpool, melainkan tidak jarang melihat anggota keluarga yang sama yang ada di sisi yang berlawanan. Mereka tidak berbicara satu sama lain pada hari itu. Tapi ketika permainan berakhir, provokasi adalah sesuatu tradisi, taruhan aneh harus dipenuhi, dan semua orang sedang menunggu yang berikutnya. Meskipun, insiden antara penggemar yang lebih muda dapat dilihat dalam beberapa tahun terakhir.Sejarah Sarajevo derby tanggal kembali ke 1954, tapi persaingan mulai delapan tahun sebelumnya. Pada tahun 1946 FK Sarajevo dibentuk oleh pemerintah setempat. Di sisi lain, FK Zeljeznicar Sarajevo adalah klub yang dibentuk pada tahun 1921 oleh sekelompok pekerja kereta api. Mereka memenangkan second-tier Bosnia gelar juara pada tahun 1946, sebagai bagian dari sistem pertama pasca perang liga Yugoslavia. Karena gagasannya adalah untuk menciptakan sebuah klub baru yang akan mewakili kota dan republik pada tingkat nasional, yang baru dibentuk FK Torpedo (seperti FK Sarajevo dipanggil pada saat itu) yang dibutuhkan pemain-pemain terbaik dari kota, sehingga beberapa pemain FK Zeljeznicar dipindahkan ke klub baru pada keputusan pihak berwenang. Para pemain menerima gaji yang baik dan pakaian baru. Sejak saat itu, persaingan hadir antara kedua klub. Awalnya, pendukung Sarajevo dianggap kelas atas individu-individu yang memiliki hubungan dengan pemerintah komunis yang berkuasa. Di sisi lain, pendukung FK Zeljeznicar biasanya kelas pekerja dengan gambar liberal. Mereka identifikasi itu benar di tahun 1950-an dan 1960-an, tetapi perbedaan-perbedaan itu kemudian terhapus. Kedua klub memiliki pendukung dari semua kelas dan (sangat penting untuk mengatakan ketika kita berbicara tentang Bosnia) dari semua kelompok etnis, bahkan jika basis penggemar FK Sarajevo didominasi Bosnia. FK Zeljeznicar masih memiliki citra klub liberal dan mereka populer bahkan di kalangan pendukung lainnya di kawasan itu. Karena mereka bermain di tingkat yang berbeda, pertandingan pertama antara FK Zeljeznicar dan FK Sarajevo adalah persahabatan. Pertandingan resmi pertama liga diadakan pada tahun 1954; FK Sarajevo menang 6-1. Itu masih merupakan kemenangan terbesar oleh setiap tim dalam pertandingan ini. Sejauh ini (tanggal 24 Oktober, 2010), 96 liga pertandingan yang dimainkan. Kedua klub memenangkan 29 kali, sementara 38 pertandingan berakhir dengan hasil imbang. Selisih gol adalah 117-114 mendukung FK Sarajevo. Sejak kemerdekaan, sebagai bagian dari Bosnia kejuaraan, 33 pertandingan yang dimainkan; Sarajevo menang 10 kali, Zeljeznicar memenangkan 8 kali, dengan 15 imbang, dan selisih gol 39-34 untuk FK Sarajevo.Mungkin hal yang paling terkenal tentang derby Sarajevo adalah penggemar. Biasanya, mereka jauh lebih menarik untuk menonton dari permainan itu sendiri. Terutama dalam beberapa kali, karena kejuaraan Bosnia memiliki pada waktu kekurangan dalam kualitas.Fans menciptakan suasana mengesankan dengan nyaring bersorak dan koreografi asli.Kedua belah pihak mempersiapkan intens antara pertandingan, membuat bendera besar dan pesan khusus yang sesuai untuk itu kesempatan tertentu, yang akan biasanya diarahkan ke arah sisi lawan. Penggemar FK Zeljeznicar paling bergairah (mengenakan biru) yang bernama The Maniacs karena cinta mereka untuk klub itu di tepi kegilaan, begitu dikatakan. Mereka berada di sisi Selatan dari stadion (Selatan Kudus sebagaimana mereka menyebutnya). Para penggemar yang lebih tua yang dikenal sayang sebagai Košpicari (yang metaforis dapat diterjemahkan sebagai "benih pemakan", meskipun nama itu sendiri memiliki arti yang berbeda - yaitu bahwa dari "penjual benih"). Penggemar FK Sarajevo paling bergairah (merah) disebut Zla Horde (gerombolan Evil) setelah buku Zagor populer komik. Dalam laga kandang di Stadion Koševo, mereka berada di tribun Utara, sementara para fans yang lebih tua yang dikenal sebagai Pitari (mirip dengan etimologi Košpicari kecuali mengacu biji pie dan tidak) dan mereka terutama di sisi Timur. Ketika derby dimainkan di Grbavica, Horde zla berada di sisi Timur dan TL stadion, The Maniacs berada di sisi Selatan dan Barat, sementara Pitari dan Košpicari berada di Utara. Ketika game dimainkan di Koševo, The Maniacs berada di Selatan dan SW samping, Horde zla di Utara dan Timur. Pitari berada di Timur juga. Tribun barat dicampur dengan kedua Pitari dan Košpicari duduk di sana.[Sunting] Zrinjski vs VelezArtikel utama: Mostar derbyDerby Mostar adalah pertandingan sepakbola di Mostar, Bosnia dan Herzegovina antara HSK Zrinjski dan FK Velez. Derby Mostar adalah khusus karena ketegangan politik dan nasional. Mostar adalah dalam perang di masa lalu dekat, dan dalam Zrinjski perang (Barat Mostar, Kroasia bagian dari kota) dan Velez (Timur Mostar, Bosnia bagian dari kota) berada di sisi yang berbeda. Luka-luka perang masih segar yang mungkin menjadi alasan mengapa derby ini selalu disertai dengan kerusuhan dan kekerasan. 
Sumber : http://aldrinrachmanpradana.blogspot.com/

Sejarah SPLIT Hajduk

0 komentar


HNK Hajduk Split adalah klub sepakbola paling terkenal dan sukses Kroasia, salah satu dari dua klub sepak bola paling populer di country.Hajduk yang berbasis di kota Split, Kroasia. saingan utamanya adalah Dinamo Zagreb.


Klub ini didirikan pada, berabad-abad terkenal flek pub tua di Praha (kemudian juga merupakan bagian dari Kekaisaran Austro-Hongaria) oleh sekelompok mahasiswa dari Split (Fabijan Kaliterna, Lucijan Stella, 
Ivan Sakic dan Vjekoslav Ivanišević). Mereka pergi ke kanan pub setelah pertandingan antara Sparta dan Slavia dan memutuskan sudah waktunya kota mereka sendiri didirikan klub profesionalnya. 

Mereka semua tahu seberapa populer olahraga itu kembali ke rumah, dan seberapa baik teman-teman mereka pulang bermain. Klub ini terdaftar secara resmi dengan pemerintah pada 13 Februari 1911.

Nama berasal dari hajduks, bandit romantis yang melawan Turki Ottoman. Para pendiri kemudian dirancang lambang klub, dan sekelompok biarawati Katolik dari sebuah biara di Split dibuat salinan yang didistribusikan kepada fans. 

Hajduk mengumpulkan partai pro-Kroasia dari warga Split, Kroasia atau serikat puntari. Itulah sebabnya klub khusus memiliki nama "hrvatski nogometni klub" (klub sepak bola Kroasia) dan memiliki Kroasia mantel-of-senjata di logo.


Klub itu sendiri terhadap kebijakan pemerintah Austria-Hongaria tentang tidak mengizinkan penyatuan propinsi Kroasia dan menjaga mereka terpisah (pemerintah dan kaisar tidak memungkinkan reuni Dalmatia dengan sisa Kroasia). Hajduk mencapai periode pertama dari kemuliaan pada akhir dua puluhan, ketika memenangkan dua kejuaraan Yugoslavia, mematahkan dominasi klub dari Beograd dan Zagreb.

Terutama yang menarik adalah episode perang klub. Setelah pendudukan Italia Split selama Perang Dunia II, klub berhenti untuk bersaing di menantang, dan menolak tawaran untuk bergabung dengan divisi pertama Italia. Pada tahun 1944, tim dan staf secara rahasia bergabung dengan partisan Yugoslavia di pulau Vis dan terus bermain sebagai tim tentara resmi partisan. Setelah perang, pemimpin partisan dan kemudian presiden Yugoslavia, Tito, (terkesan oleh proficency klub dan semangat unik Dalmatian nya) diundang untuk pindah ke Hajduk Beograd dan menjadi tim tentara resmi. 

Tapi, pemain Hajduk menolak tawaran ini menguntungkan dan terus bermain di kampung halaman mereka. klub, bagaimanapun, terus menjadi Tito lama favorit setelah perang.Hajduk telah bertahun-tahun terbaiknya di tahun 1970-an. Apa yang disebut "zlatna generacija" won (Golden Generation) lima cangkir berturut-turut dan tiga kejuaraan pada periode 1972-1979. 

Ini adalah klub kedua yang paling sukses di Yugoslavia jauh melebihi hari, ketiga sekarang saingan, Dinamo Zagreb. Pada musim panas tahun 1991, Hajduk dipulihkan lambang tradisional termasuk chequy Kroasia dan menghapus bintang merah dari itu.

Kit Hajduk adalah kemeja putih dan celana pendek biru.

Hajduk memenangkan dua Yugoslavia (kerajaan) kejuaraan, tujuh Yugoslavia kejuaraan, delapan kejuaraan Kroasia, serta sembilan Yugoslavia Piala judul, empat Piala Kroasia dan enam cangkir super.

Luar negeri, klub telah mencapai perempat final Piala Champions (sekarang UEFA Champions League) tiga kali (terakhir kali 1995), dan dua semifinal Eropa: Cup Winners 'Cup 1973, dan UEFA Cup 1984.

Hajduk terkenal dengan sekolah generasi muda. Ini adalah salah satu produsen paling produktif dari pemain berkualitas tinggi yang sering melanjutkan karir di tim Eropa yang terkenal. Beberapa mantan pemain Hajduk meliputi: Alen Bokšić (Juventus ex, Lazio, Middlesbrough), Robert Jarni (Juventus ex, Betis, Real Madrid), Slaven Bilic (ex Karlsruhe, Everton), Igor Štimac (mantan West Ham, Derby County), Milan Rapaić (Perugia, Fenerbahçe, Standard Liege), Igor Tudor (Juventus), Ivica Šurjak (ex Paris SG), Luka Peruzović (Anderlecht ex), Aljoša Asanović (ex PAO), Ivan Buljan (Hamburger SV ex) dan Zlatko Vujović ( ex Bordeaux).

Ketika tim nasional Kroasia meraih tempat ketiga pada Piala Dunia 1998 di Perancis, di antara 11 pertama, ada 5 mantan pemain Hajduk.

Sejak tahun 1979, Hajduk bermain di stadion Poljud. Hal ini dibangun oleh pemerintah federal Yugoslavia untuk tahun 1979 permainan Mediterania yang dilaksanakan di Split. Terima kasih kepada pendanaan federal mewah, stadion yang cukup mengesankan, tidak begitu banyak dalam ukuran (meskipun besar) seperti di arsitektur, setelah salah satu desain yang paling unik dan indah di dunia pada saat konstruksi.

Sebelum itu, Hajduk memainkan game tersebut pada "plinare tatapan Kod" stadion ("Dengan fasilitas gas lama"), juga dikenal sebagai "plac Stari" ("Old Square") atau "Staro Hajdukovo" ("Old Hajduk's"). Sebelum transformasi bahwa kawasan ke dalam lapangan sepak bola, daerah itu dikenal sebagai "Kraljeva njiva" ("King's Field") dan itu adalah bagian dari sebuah kamp militer.

Para penggemar disebut Torcida (sejak 1950) ketika mereka mengambil nama mereka setelah kelompok penggemar mengidolakan Brasil, yang diberi nama torcidas, dari 'torcer' Portugis, untuk menghibur di. Pendukung populer panggilan pemain bili Hajduk (dialek untuk, bentuk 'bijeli' jamak putih) dan kelompok pendukung terorganisir tertua 'di Eropa.

Hajduk sejauh ini merupakan tim olahraga paling populer di wilayah Kroasia Dalmatia. Hajduk juga memiliki basis penggemar yang kuat sepanjang sisa Kroasia, terutama di daerah pesisir, serta Slavonia.Hajduk juga merupakan bagian yang sangat penting dari identitas daerah.

Di bekas Yugoslavia, Hajduk adalah tim yang telah pendukung di seluruh negeri, di antara semua komunitas nasional dan agama (tidak hanya di antara Kroasia), tidak ada klub lain mencapai tujuan tersebut. Penting untuk menyebutkan popularitas besar Hajduk antara Albania di Yugoslavia sosialis, terutama di Kosovo, di mana popularitas Hajduk bisa dibandingkan dengan yang di Dalmatia.

Di luar Kroasia, Hajduk juga memiliki banyak pendukung di seluruh seluruh dunia. It is said that Hajduk has never played a single game anywhere in the world without at least a small group of Torcida in the stands. Countries with huge fan clubs membership include Brazil, Chile New Zealand, Australia and Canada - mostly countries with significant Croat immigration from Dalmatia.


Sumber : http://ganunghermal.blogspot.com/

Tips Trik Kiper Futsal

2 komentar

Kali ini saya mencoba memberikan tips kiper futsal :
1. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah kunci dalam setiap permainan termasuk dalam futsal, Kiper memiliki area pandangan yang lebih luas dilapangan disbanding pemain lain itu adalah salah satu keunggulan kita. Jadi usahakan komunikasikan kepada kawan ketika ada pergerakan lawan yang berbahaya, atau mana kawan yang sekiranya bagus untuk menerima umpan, atau bisa memberitahu timing untuk melakukan shoot. Semakin sering komunikasi dilakukan akan semakin baik tim itu.

2. LATIH SELALU SKILL DASAR

Asah skill dasar seperti passing, control, shooting dsb. Kenapa?  Karena kita adalah garis akhir dalam bertahan dan juga merupakan awal dari terciptanya sebuah serangan. Akan ada kalanya kawan kita melakukanbackpass, dan ketika hal itu terjadi maka usahakan kita dalam keadaan siap menerima dengan membuka ruang dan siap melakukan passing kembali. Kalau kita bisa bermain layaknya seorang pemain maka itu bisa menjadi nilai plus bagi kita.

3. TANGKAP BOLANYA!

Selalu usahakan untuk menangkap. Selalu berkonsentrasi untuk mencoba menangkap bola jika sekiranya tidak bisa menangkap bola usahakan untuk menepis atau membuang bola sejauh mungkin dari gawang karena jika tidak siap-siap dengan malapetaka sebuah rebound.
4. POSISI KETIKA BOLA MATI
Memposisikan diri sendiri dan kawan ketika bola mati, misal ketika sepak pojoktendangan bebas, dll selalu usahakan dirimu dalam posisi yang tepat. Jika sudah berada posisi yang tepat maka komunikasikan kepada kawan satu tim untuk membuka ruang/menjaga pergerakan lawan yang bebas atau bisa juga meminta bantuan kepada kawan satu tim untuk menjaga lawan yang berusaha mengganggu kita ketika sepak pojok.

5. FOKUS KE BOLA!

Selalu fokus kepada bola. Fokus kepada bola merupakan salah satu kebiasaan yang baik, jangan hanya melihat pergerakan pemain disekitar saja. Jika kita tidak fokus kepada bola, maka dalam sekejap saja gawang mu akan terancam. Salah satu cara untuk menjaga konsentrasi dengan cara menkonsumsi buah pisang atau meminum kopi sebelum bertanding.
Sumber : http://www.elastico7.com/